Buruh Harus Waspadai Kanker di Tempat Kerja
Oleh Sulung Prasetyo JAKARTA – 200.000 orang di dunia diperkirakan meninggal akibat kanker yang berhubungan dengan tempat kerja. Di Indonesia, hal ini dianggap kontroversif, karena tak adanya data yang dianggap valid. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), baru-baru ini mengumumkan sekitar 200.000 pekerja di dunia meninggal akibat kanker. Kanker tersebut diperkirakan terjadi lantaran kondisi tempat kerja yang tak memadai secara kesehatan. “Terutama karena mengirup serabut asbes dan menghisap asap rokok pasif,” urai Maria Neira, Direktur Lingkungan Hidup dan Kesehatan Masyarakat WHO, dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jenewa. Menurut badan PBB tersebut, setidaknya saat ini setiap 10 kematian akibat kanker paru-paru berhubungan dengan bahaya di tempat kerja. “Sebanyak 125 juta orang di seluruh dunia tidak terlindung dari asbes di tempat kerja, sehingga mengakibatkan sedikitnya 90.000 kematian setiap tahun,” tambahnya. Data tersebut bertambah parah ketika diketahui ribuan pekerja juga meninggal karena leukemia. “Kebanyakan akibat tak terlindung dari paparan benzene,” ungkap Maria. Benzene sendiri dikenal sebagai susunan organik yang digunakan pada karet, pewarna, obat bius, dan pestisida, yang banyak digunakan dalam industri berlian dan kimia. Sementara itu, menurut data WHO, para perokok pasif di tempat kerja, mengalami risiko dua kali lebih besar terserang kanker paru-paru, dibandingkan mereka yang berada di lingkungan yang bebas dari asap rokok. Menyadari kerugian tersebut, WHO kemudian mendesak semua pemerintah dan industri agar meningkatkan standard keselamatan, guna menjamin pekerja tak menghadapi risiko dari semua penyebab kanker. Penghentian penggunaan asbes, penggunaan cairan organik yang bebas-benzene dan pelarangan orang merokok di tempat kerja dapat membantu mencegah ratusan ribu orang mengalami kematian yang tak seharusnya, kata badan dunia itu.“Di Indonesia masalah kanker yang timbul pada kalangan pekerja karena buruknya kondisi kesehatan lingkungan kerja, masih bisa dianggap kontroversif. Karena tak adanya catatan mengenai hal tersebut,” urai DR dr Meily Kurniawidjaja MSc, pakar mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FKM-UI, Rabu (2/5). (ant)
Oleh Sulung Prasetyo JAKARTA – 200.000 orang di dunia diperkirakan meninggal akibat kanker yang berhubungan dengan tempat kerja. Di Indonesia, hal ini dianggap kontroversif, karena tak adanya data yang dianggap valid. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), baru-baru ini mengumumkan sekitar 200.000 pekerja di dunia meninggal akibat kanker. Kanker tersebut diperkirakan terjadi lantaran kondisi tempat kerja yang tak memadai secara kesehatan. “Terutama karena mengirup serabut asbes dan menghisap asap rokok pasif,” urai Maria Neira, Direktur Lingkungan Hidup dan Kesehatan Masyarakat WHO, dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jenewa. Menurut badan PBB tersebut, setidaknya saat ini setiap 10 kematian akibat kanker paru-paru berhubungan dengan bahaya di tempat kerja. “Sebanyak 125 juta orang di seluruh dunia tidak terlindung dari asbes di tempat kerja, sehingga mengakibatkan sedikitnya 90.000 kematian setiap tahun,” tambahnya. Data tersebut bertambah parah ketika diketahui ribuan pekerja juga meninggal karena leukemia. “Kebanyakan akibat tak terlindung dari paparan benzene,” ungkap Maria. Benzene sendiri dikenal sebagai susunan organik yang digunakan pada karet, pewarna, obat bius, dan pestisida, yang banyak digunakan dalam industri berlian dan kimia. Sementara itu, menurut data WHO, para perokok pasif di tempat kerja, mengalami risiko dua kali lebih besar terserang kanker paru-paru, dibandingkan mereka yang berada di lingkungan yang bebas dari asap rokok. Menyadari kerugian tersebut, WHO kemudian mendesak semua pemerintah dan industri agar meningkatkan standard keselamatan, guna menjamin pekerja tak menghadapi risiko dari semua penyebab kanker. Penghentian penggunaan asbes, penggunaan cairan organik yang bebas-benzene dan pelarangan orang merokok di tempat kerja dapat membantu mencegah ratusan ribu orang mengalami kematian yang tak seharusnya, kata badan dunia itu.“Di Indonesia masalah kanker yang timbul pada kalangan pekerja karena buruknya kondisi kesehatan lingkungan kerja, masih bisa dianggap kontroversif. Karena tak adanya catatan mengenai hal tersebut,” urai DR dr Meily Kurniawidjaja MSc, pakar mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FKM-UI, Rabu (2/5). (ant)
2 komentar:
Sebenarnya bukan buruh aja sih yang harus mewaspadai kanker,kita semua juga harus mewaspadainya....memang sih kanker merupakan penyakit yang menakutkan dan bisa mematikan
wa koq bisa ya..tp bukan hanya buruh aj yg harus waspada thdp kanker lo..kan kanker bs aj menyerang sapa aj..yg penting skrg kita harus mulai menjaga kesehatan kita lo terutama pola makan...karena pola makan yg salah biasanya menjadi sumber penyakit...
Posting Komentar